Siapa sih yang nggak kenal Rodrigo Duterte? Mantan Presiden Filipina ini memang sosok yang fenomenal. Gayanya yang blak-blakan, ceplas-ceplos, dan nggak takut kontroversi seringkali jadi sorotan dunia. Entah kamu suka atau tidak dengan kebijakannya, satu hal yang nggak bisa dipungkiri adalah dia punya gaya kepemimpinan dan komunikasi yang sangat khas, bahkan bisa dibilang 'nyeleneh'. Tapi, di balik segala keunikan itu, ada lho beberapa hal yang bisa kita bedah dan mungkin bisa jadi inspirasi (atau setidaknya pelajaran) buat kita, anak-anak muda, dalam konteks yang lebih positif dan konstruktif. Ingat ya, kita nggak akan bahas politiknya, tapi lebih ke observasi gaya dan karakter yang bisa kita petik hikmahnya.
Di era digital ini, di mana autentisitas seringkali jadi kunci, mempelajari bagaimana seorang pemimpin dengan gaya yang sangat berbeda bisa mendapatkan dukungan luas itu menarik banget. Apalagi buat kamu yang sedang merintis karier, memulai bisnis, atau bahkan sekadar ingin punya suara yang didengar, memahami berbagai pendekatan komunikasi dan kepemimpinan itu penting. Mari kita bongkar satu per satu, apa saja sih yang bisa kita 'curi' dari gayanya Duterte?
Membedah Gaya Komunikasi yang 'Out of the Box': Langsung ke Inti Tanpa Drama
Salah satu ciri khas Duterte adalah gaya bicaranya yang super to the point, kadang tanpa filter. Ini sering bikin dia jadi pusat perhatian. Apa yang bisa kita pelajari dari sini?
1. Keberanian Bicara Blak-blakan (Tapi Tetap Perhatikan Konteks)
Duterte dikenal karena berani menyampaikan apa yang ada di pikirannya, tanpa basa-basi yang berlebihan. Di satu sisi, ini menunjukkan kejujuran dan transparansi, yang bisa membangun kepercayaan publik bahwa dia tidak menyembunyikan sesuatu. Di sisi lain, tentu saja ini bisa memicu kontroversi karena tidak semua orang siap dengan kejujuran yang terlalu 'mentah'.
Apa yang bisa kamu petik?
- Pro: Dalam kehidupan sehari-hari, berani menyampaikan pendapat secara jujur dan lugas itu penting banget, apalagi di lingkungan kerja atau tim. Ini bisa mempercepat pengambilan keputusan, menghindari salah paham, dan menunjukkan integritas. Kamu nggak perlu muter-muter untuk menyampaikan inti pesanmu.
- Kontra: Tanpa filter yang tepat, gaya ini bisa bikin kamu dicap kasar atau tidak sensitif. Ingat, ada batasan antara jujur dan menyakiti perasaan.
- Tips Aplikasinya: Belajarlah untuk menyampaikan ide atau kritik secara langsung, tapi kemas dengan bahasa yang sopan dan profesional. Kenali audiensmu. Kalau kamu lagi diskusi sama teman-teman dekat, mungkin bisa lebih santai. Tapi kalau lagi presentasi di depan atasan atau klien, pilihan kata itu krusial. Intinya, jujur itu baik, tapi etika dan empati tetap nomor satu. Latih dirimu untuk punya 'filter' yang baik.
2. Menggunakan Bahasa yang Merakyat dan Mudah Dipahami
Duterte seringkali menggunakan perumpamaan atau gaya bahasa sehari-hari yang sangat dekat dengan rakyat Filipina. Ini membuat pesannya terasa lebih dekat dan personal, sehingga mudah diterima oleh khalayak luas. Dia nggak pakai jargon-jargon politik yang berat atau bahasa ilmiah yang rumit.
Apa yang bisa kamu petik?
- Pro: Mampu berkomunikasi dengan bahasa yang relevan bagi audiensmu itu adalah skill emas. Baik itu saat presentasi tugas kelompok, menjelaskan ide ke investor, atau sekadar berbagi cerita di media sosial, kemampuan untuk menyederhanakan pesan kompleks jadi mudah dicerna itu powerful banget. Ini bikin kamu terlihat lebih membumi dan mudah dijangkau.
- Kontra: Terlalu merakyat kadang bisa mengurangi kesan formalitas atau profesionalitas di momen-momen tertentu yang membutuhkan kekhidmatan.
- Tips Aplikasinya: Latih kemampuanmu untuk menyesuaikan gaya bahasa. Kalau kamu lagi ngobrol sama teman-teman, pakai bahasa gaul nggak masalah. Tapi kalau kamu lagi pitching ide ke calon investor, kamu harus bisa presentasi dengan bahasa yang meyakinkan, namun tetap mudah dipahami tanpa mengurangi bobot idemu. Pikirkan siapa lawan bicaramu dan sesuaikan caramu menyampaikan. Ini menunjukkan kamu menghargai waktu dan pemahaman mereka.
3. Konsisten pada Pesan Utama, Meski Gayanya Bervariasi
Meskipun gaya bicaranya kadang terkesan melompat-lompat atau bahkan kontroversial, inti pesan yang ingin disampaikan Duterte seringkali cukup konsisten. Dia punya beberapa 'tema' utama yang terus diulang.
Apa yang bisa kamu petik?
- Pro: Punya "core message" yang kuat dan konsisten adalah kunci untuk diingat. Entah itu personal branding-mu, visi misi startup-mu, atau nilai-nilai yang kamu pegang teguh, mengulanginya secara konsisten (dengan cara yang berbeda-beda) akan membantu orang lain memahami dan mengingatmu.
- Kontra: Terlalu konsisten tanpa adaptasi bisa membuat pesanmu terasa kaku atau membosankan.
- Tips Aplikasinya: Identifikasi apa 'pesan utama' yang ingin kamu sampaikan tentang dirimu atau proyekmu. Kemudian, latih dirimu untuk mengartikulasikannya dalam berbagai situasi dan format, tapi intinya tetap sama. Misalnya, kalau kamu ingin dikenal sebagai orang yang 'problem-solver', setiap kali ada kesempatan, tunjukkan bagaimana kamu memecahkan masalah, baik itu di tugas kuliah, di organisasi, atau di kerjaan sampingan.
Karakter Kepemimpinan yang 'Bold' dan Tak Terduga: Berani Ambil Jalan Berbeda
Selain gaya komunikasi, kepemimpinan Duterte juga sangat 'bold'. Dia berani mengambil keputusan yang nggak populer dan mempertahankan pendiriannya.
1. Tegas dalam Pengambilan Keputusan
Duterte sering digambarkan sebagai pemimpin yang tegas dan tidak ragu dalam mengambil keputusan, bahkan yang paling sulit sekalipun. Ini memberikan kesan kepastian dan arah yang jelas bagi banyak orang.
Apa yang bisa kamu petik?
- Pro: Dalam hidup, kamu pasti akan menghadapi banyak situasi di mana kamu harus mengambil keputusan. Menjadi orang yang decisive (tegas mengambil keputusan) itu penting. Ini menunjukkan kematangan dan kemampuan untuk memimpin, baik itu memimpin diri sendiri maupun tim. Kamu nggak akan terjebak dalam 'analysis paralysis' (kebingungan karena terlalu banyak menganalisis).
- Kontra: Ketegasan tanpa pertimbangan matang atau tanpa mendengarkan masukan bisa berujung pada keputusan yang salah atau kurang diterima.
- Tips Aplikasinya: Belajarlah untuk mengumpulkan informasi yang cukup, analisis pro dan kontra, dan kemudian berani mengambil keputusan. Setelah keputusan diambil, berani bertanggung jawab. Kalaupun salah, itu jadi pelajaran berharga. Jangan takut salah, yang penting berani melangkah dan belajar dari setiap proses.
2. Keberanian Menghadapi Kritik dan Tantangan
Duterte adalah salah satu pemimpin yang paling sering menjadi target kritik, baik dari dalam maupun luar negeri. Namun, dia terlihat tidak gentar dan tetap pada pendiriannya. Ini menunjukkan mentalitas yang kuat dan tahan banting.
Apa yang bisa kamu petik?
- Pro: Hidup ini penuh tantangan dan kritik. Kamu akan selalu ketemu orang yang nggak suka sama kamu, atau yang mengkritik karyamu. Kemampuan untuk tetap tenang, nggak panik, dan terus maju meskipun badai kritik menerpa itu skill yang super penting. Ini membangun mental baja yang akan sangat berguna di dunia kerja atau saat merintis sesuatu.
- Kontra: Terlalu imun terhadap kritik bisa membuatmu jadi keras kepala dan sulit berkembang karena nggak mau mendengar masukan.
- Tips Aplikasinya: Latih dirimu untuk membedakan antara kritik membangun dan kritik yang sifatnya menjatuhkan. Dengarkan kritik membangun, ambil pelajarannya, dan perbaiki diri. Abaikan kritik yang hanya bertujuan merusak. Kembangkan kulit badak, tapi tetap punya hati yang terbuka untuk belajar. Resilience atau daya lenting, itu yang kamu butuhkan.
3. Kedekatan dengan Akar Rumput (Persepsi Pro-Rakyat)
Salah satu kunci popularitas Duterte adalah kemampuannya membangun persepsi sebagai sosok yang pro-rakyat, memahami penderitaan mereka, dan berjuang untuk mereka. Meskipun kadang dengan cara yang kontroversial, ini menciptakan ikatan emosional dengan konstituennya.
Apa yang bisa kamu petik?
- Pro: Dalam konteks apa pun, memahami 'stakeholder' atau orang-orang yang kamu layani itu fundamental. Kalau kamu bikin produk, kenali customer-mu. Kalau kamu jadi leader di organisasi, kenali anggota tim-mu. Empati dan kemampuan untuk 'turun ke bawah' (atau setidaknya memahami perspektif mereka) akan membuatmu lebih efektif dan relevan.
- Kontra: Terlalu fokus pada kedekatan tanpa didukung oleh strategi atau eksekusi yang kuat bisa menjadi populistis dan tidak berkelanjutan.
- Tips Aplikasinya: Jangan pernah lupakan siapa yang kamu layani atau siapa yang jadi targetmu. Lakukan riset, dengarkan masukan, dan cobalah tempatkan dirimu di posisi mereka. Ini akan membantumu menciptakan solusi yang lebih baik, komunikasi yang lebih efektif, dan membangun loyalitas.
Sisi Lain yang Perlu Diperhatikan: Belajar dengan Bijak
Meskipun kita bisa memetik banyak pelajaran, penting juga untuk diingat bahwa tidak semua gaya seorang pemimpin bisa ditiru mentah-mentah. Konteks itu penting, dan etika itu wajib.
1. Pentingnya Etika dan Batasan dalam Komunikasi
Gaya blak-blakan Duterte kadang melewati batas kesopanan atau norma diplomasi. Meskipun ini bisa jadi strateginya, dalam kehidupan sehari-hari atau lingkungan profesional, etika komunikasi itu harga mati.
Apa yang bisa kamu petik?
- Tips Aplikasinya: Berani bicara itu bagus, tapi pastikan kamu tetap menjaga kesopanan dan profesionalisme. Ada garis tipis antara 'outspoken' dan 'kurang ajar'. Belajar untuk menyampaikan kritik atau pendapat yang sulit dengan cara yang konstruktif dan tidak menyerang pribadi. Ingat, reputasi itu dibangun dari bagaimana kamu berinteraksi dengan orang lain.
2. Membedakan 'Persona' dan 'Esensi'
Duterte memiliki persona publik yang sangat kuat. Kadang, apa yang terlihat di permukaan mungkin adalah bagian dari strategi untuk mencapai tujuan tertentu. Kita perlu jeli membedakan mana yang merupakan 'tampilan' dan mana yang 'inti' dari apa yang ingin dicapai.
Apa yang bisa kamu petik?
- Tips Aplikasinya: Saat menganalisis orang lain, fokus pada esensi kualitas yang mereka miliki (misalnya ketegasan, visi, keberanian) daripada sekadar meniru 'gaya' atau 'tampilan' luarnya. Cari tahu apa yang membuat mereka efektif, bukan hanya bagaimana mereka terlihat. Ini akan membantumu mengembangkan gayamu sendiri yang otentik dan efektif.
Takeaways untuk Anak Muda Millennial dan Gen Z
Oke, setelah kita bedah habis-habisan, apa sih benang merah yang bisa kita bawa pulang sebagai anak muda?
- Be Authentic, but Smart: Jadilah dirimu sendiri, tapi juga pintar memilih kapan dan di mana. Otentik bukan berarti tanpa filter, tapi berarti jujur pada nilai-nilai dan ide-idemu.
- Communicate Clearly: Hindari bertele-tele. Sampaikan pesamu dengan jelas, ringkas, dan mudah dipahami. Tapi, jangan sampai melupakan kesopanan.
- Be Decisive & Accountable: Berani ambil keputusan dan siap bertanggung jawab atas pilihanmu. Ini adalah tanda kedewasaan dan kepemimpinan.
- Build Resilience: Mental baja itu penting banget. Belajarlah untuk menghadapi kritik, tantangan, dan kegagalan tanpa menyerah.
- Understand Your Audience: Sebelum berbicara atau bertindak, pahami siapa targetmu. Sesuaikan gaya dan pesanmu agar lebih efektif.
- Learn from Everyone: Setiap orang, bahkan yang paling kontroversial sekalipun, punya pelajaran yang bisa kita ambil. Tugas kita adalah melihatnya dari sudut pandang yang tepat dan mengambil yang positif.
Penutup: Jadilah Pemimpin Bagi Dirimu Sendiri
Membedah gaya seorang pemimpin seperti Duterte bukan berarti kita harus meniru setiap gerak-geriknya. Jauh dari itu. Tujuan utamanya adalah untuk membuka wawasan kita tentang berbagai bentuk kepemimpinan dan komunikasi yang efektif. Dari sana, kita bisa memetik inspirasi, mengambil yang baik, dan membuang yang tidak relevan atau tidak etis, untuk kemudian mengembangkan gaya kita sendiri yang unik dan otentik.
Dunia hari ini butuh pemimpin-pemimpin muda yang berani, tegas, inovatif, dan punya komunikasi yang kuat. Kamu, dengan segala keunikanmu, punya potensi itu. Mulailah dari sekarang, jadi pemimpin bagi dirimu sendiri, bagi timmu, atau bagi komunitasmu. Jadilah pribadi yang punya suara, punya pendirian, dan punya dampak positif. Selamat berproses!
0 Komentar